Rabu, 06 Maret 2013

BIOTEKNOLOGI AKUAKULTUR




PERAN BIOTEKNOLOGI DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA

Seperti kita ketahui bahwa Sub-sektor Perikanan Budidaya saat ini menjadi barometer utama dalam menopang pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena produksi ikan hasil tangkapan menunjukan trend yang stagnan bahkan mengalami penurunan produksi dari tahun ke tahun, hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi Ditjen Perikanan Budidaya dalam mewujudkan Perikanan Budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakan perekonomian nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Dalam upaya mewujudkan harapan
besar tersebut, maka diperlukan sebuah kebijakan strategis yang terimplementasi secara nyata melalui kerjasama sinergi dari seluruh stakeholders pelaku perikanan budidaya.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah menetapkan arah kebijakan dalam rangka Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya. Kebijakan tersebut ditempuh melalui : (1) Pengembangan system produksi perbenihan ikan; (2) Pengembangan system produksi pembudidayaan ikan; (3) Pengembangan system prasarana dan sarana budidaya; (4) Pengembangan system usaha pembudidayaan ikan; (5) Pengembangan sistim kesehatan ikan dan lingkungan; (6) Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya ; (7) Pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif perikanan budidaya

Strategi pengembangan perikanan budidaya dilaksanakan melalui peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang  berbasis ilmu pengetahuan melalui industri perikanan budidaya yang akan diperankan menjadi penghela percepatan sistem produksi perikanan nasional berorientasi pada trend pasar global dan lokal.

Untuk itu sebagai langkah awal Direktorat Jenderal Perikanan telah fokus pada peningkatan produksi melalui pengembangan industrialisaasi perikanan budidaya yaitu pada komoditas unggulan, antara lain udang, rumput laut, bandeng dan patin yang merupakan komoditi perikanan dengan potensi pengembangan yang besar. Khusus untuk kegiatan industrialisasi udang, diupayakan dengan melakukan revitalisasi tambak melalui perbaikan infrastruktur berupa saluran primer, sekunder dan tersier, sehingga diharapkan dapat meningkatkan performance kawasan pertambakan Pantura Jawa. Dalam pemanfaatannya, untuk lebih mengoptimalkan lahan pertambakan tersebut pemerintah berupaya mengajak keterlibatan masyarakat pembudidaya, swasta dibidang perikanan budidaya dan juga perbankkan untuk dapat bersinergi dalam upaya peningkatan produksi perikanan dengan nilai tambah dan daya saing.

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah mencanangkan program Rencana aksi Industrialisasi Perikanan Budidaya  yaitu melalui  Gerakan Pengembangan Industrialisasi Perikanan Budidaya atau disingkat GERBANG SI MINA JAYA yang dilaksanakan secara terintegrasi lingkup Kementrian Kelautan dan Perikanan serta lintas Sektor lainnya untuk sinergisitas pencapaian tujuan.
Rencana aksi Gerakan Pengembangan Industrialisasi Perikanan Budidaya tersebut antara lain : (a) Penyediaan sarana dan prasarana (infrastruktur) melalui Gerakan Revitalisasi Tambak (GERVITAM); (b) Pemanfaatan dan pengembangan teknologi budidaya ikan melalui perekayasaan teknologi adaptif dan inovasi teknologi baru yang dikembangkan oleh Unit Pelaksana Teknis; (c) Pengembangan benih unggul, melalui penerapan cara budidaya pembenihan yang baik (CPIB); (d) Pengembangan Induk Unggul, melalui pengembangan brood stock center dan pelaksanaan Gerakan Penggunaan Induk Unggul (GAUL); (e) Penerapan teknologi budidaya anjuran berbasis Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) melalui sertifikasi CBIB teradap unit usaha budidaya; (f) Pencegahan penyakit dan menajamen lingkungan, antara lain melalui Gerakan Vaksinasi Ikan (GERVIKAN) dan Pos Pelayanan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Terpau (POSIKANDU); (g) Penyediaan pakan yang efisien dan pengawasan peredaran pakan; (h) Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) Perikanan Budidaya dan pendampingan akses permodalan pada perbankkan dan lembaga keuangan lainnya.

Dalam percepataan industrialisasi perikanan budidaya, salah satu upaya yang harus didorong adalah pengembangan dan penerapan bioteknologi akuakultur. Bioteknologi akuakultur yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan tersebut antara lain melalui kajian aspek-aspek genetika, teknologi reproduksi, nutrisi, wadah budidaya, penyakit dan lingkungan. Pemerintah dalam hal ini akan terus mendorong pengembangan riset dan perekayasaan teknologi akuakultur yang dalam implementasinya akan melibatkan unsur dari perguruan tinggi.

Peningkatan produksi harus disertai dengan upaya efisiensi, peningkatan mutu dan keamanan hasil perikanan serta ramah lingkungan untuk keberlanjutan usaha budidaya. Peran Bioteknologi dalam upaya penyediaan induk dan benih unggul, efisiensi penggunaan pakan, serta menjaga kualitas perairan dilakukan melalui moderenisasi proses budidaya yang harus menjadi bagian integral dari pengembangan industrialisasi perikanan budidaya untuk menghasilkan nilai tambah dan meningkatkan daya saing.

Dalam berbagai hal beberapa produk perikanan melalui Bioteknologi Genetik pada ikan dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan, daya tahan terhadap penyakit dan lingkungan seperti berikut ini :
a)     Pembenihan selektif : Peningkatan tingkat pertumbuhan 5-20% pada ikan budidaya seperti Salmon, Nila dan catfish.
b)     Manipulasi Kromosom : Menghasilkan organisme ‘triploid’ digunakan untuk meningkatkan perkembangan Ikan
c)     Budidaya Sejenis (monosex culture) : Manfaat besar dari teknik ini yaitu semua populasi jantan bisa diproduksi untuk generasi seterusnya tanpa menggunakan hormon
d)     Hibridasi : Hibridasi bisa digunakan juga untuk menghasilkan anakan satu jenis kelamin
e)     Perkembangan Teknologi Transgenik  atau Modifikasi Organisme secara Genetik (GMOs).  Telah dibuktikan dengan peningkatan tingkat pertumbuhan yang tinggi pada ikan mas, catfish, salmom, ikan nila, mudloach,dan trout
f)      Bioteknologi sumber bahan baku pakan ikan yang ramah lingkungan;

Penerapan Bioteknologi akuakultur yang telah mampu diterapkan sebagai hasil dari proses riset dan perekayasaan diarahkan dalam upaya meningkatkan efesiensi, peningkatan produksi dan nilai tambah. Inovasi bioteknologi akuakultur yang telah diterapkan antara lain: (1) Dalam menghasilkan induk dan benih unggul telah dilakukan melalui perekayasaan genetic. Upaya tersebut telah menghasilkan induk ikan unggul seperti Lele Sangkuriang, Nila Gesit/sultana/Nirwana, Udang vaname Nusantara, Kerapu Cantang, Kerapu cantik dll; (2) Untuk lebih mempercepat pertumbuhan benih ikan unggul tersebut, dilengkapi dengan perlakuan vaksinasi dan perendaman growth stimulator; (3) Untuk menjaga kualitas air pada pengelolaan media budidaya menggunakan perlakuan probiotik yang dilengkapi dengan system bioflok; (4) Penggunaan pakan buatan yang dilengkapi dengan enzim dalam upaya efisiensi pemanfaatan pakan selain bioflok yang juga berfungsi sebagai pakan alami. Upaya-upaya tersebut telah secara nyata mampu meningkatkan produksi, produktivitas dan hasil produksi yang berdaya saing.

Penerapan Bioflok pada proses produksi ikan lele dan udang secara nyata telah mampu meningkatkan efesiensi dan produktivitas. Bioflok berfungsi dalam men-treatment limbah budidaya secara langsung di   dalam  petak budidaya agar tidak menjadi racun dengan mempertahankan kecukupan oksigen    mikroorganisme, dan rasio C/N dalam tingkat tertentu. Serta mereduksi bahan-bahan organik dan senyawa beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan, juga sebagai pakan alami bagi ikan/udang. Melalui Penerapan bioflok pada budidaya ikan lele, mampu meningkatkan efesiensi pakan dengan tingkat FCR mencapai 0,8. Dengan begitu penerapan bioflok secara langsung telah mampu meminimalisir cost production secara signifikan.
Disamping itu, sejalan dengan prinsip Blue Economy, maka usaha komoditas perikanan budidaya harus mampu memberikan jaminan bahwa aktivitas budidaya telah mempertimbangkan nilai-nilai lestari (sustainable values) dan pro-enviroment serta memberikan dampak terhadap munculnya multiple cash flow sebagai unit usaha turunan yang potensial untuk dikembangkan. Melalui peran bioteknologi, pada komoditas rumput laut misalnya telah mampu menghasilkan berbagai produk turunan yang sangat kompleks peruntukannya baik untuk bahan baku industri (seperti kertas, cat, dll), farmasi (obat, dan kosmetik), maupun food grade (bahan baku makanan). Penerapan budidaya udang secara terintegrasi (Shrimp Farming Incorporated) melalui penerapan teknologi Close System dengan plastikisasi telah dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan efesiensi dan produktivitas yang berpegang pada prinsip ramah lingkungan (Pro-enviroment). Pada budidaya patin misalnya, saat ini telah mulai diterapkan system budidaya dengan kolam dalam, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas. Kesemua itu merupakan upaya-upaya pemanfaatan bioteknologi akuakultur dalam mendukung industrialisasi perikanan budidaya.
Peranan Bioteknologi dalam peningkatan produksi perikanan budidaya telah secara nyata menghasilkan berbagai keuntungan baik dari aspek produksi maupun aspek ekonomi. Dilihat dari aspek produksi, telah secara nyata mampu meningkatkan produksi dan produktivitas sedangkan dari segi ekonomi penerapan bioteknologi akuakultur telah mampu meningkatkan efisiensi biaya produksi serta meningkatkan margin keuntungan dalam usaha budidaya ikan sehingga perlunya dicarikan terobosan baru untuk menghasilkan inovasi yang sangat bermanfaat dalam bidang perikanan pada khususnya dan bidang lainnya pada umumnya.

Tidak ada komentar: