Rabu, 13 Maret 2013

TEKNOLOGI : APLIKASI HORMON TIROKSIN DALAM PAKAN


HORMON TIROKSIN T4 (L-3,5,3’,5’ Tetraiodotironin) DALAM PAKAN BUATAN PACU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI

Oleh : Henny Subiyanti*)


Pakan dan cara pemberiannya merupakan salah satu factor penting dalam budidaya ikan, terutama komposisi pakan dan kandungan nutrisinya. Protein, lemak, karbohidrat diperlukan oleh tubuh ikan sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan dan diperoleh dari pakan
yang dikonsumsi. Selanjutnya, agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, pakan yang dikonsumsi akan mengalami proses metabolisme.

Proses metabolisme dan pertumbuhan pada ikan dipengaruhi juga oleh faktor hormonal, diantaranya adalah hormon tiroksin yang dapat ditambahkan dalam formulasi pakan buatan yang bisa kita buat sendiri sesuai dengan kebutuhan dan ukuran ikan gurami. Hormon tiroksin ini mampu membantu untuk mengatur proses metabolisme pada ikan, memacu laju pertumbuhan (Matty, 1982). Selain itu, hormon tiroksin yang dicampurkan atau ditambahkan dalam pakan buatan juga mampu meningkatkan nafsu makan, menambah berat tubuh dan meningkatkan kecepatan absorbsi makanan (Guyton, 1983). Peran hormon tiroksin terhadap laju pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh dosis hormon, dimana hormon tiroksin ini mempunyai sifat biphasic, yaitu pada dosis rendah bersifat anabolik (digunakan untuk sintesis senyawa baru), sedangkan pada dosis tinggi bersifat katabolik (dioksidasi menghasilkan energi). Disamping itu, peran hormon tiroksin juga dipengaruhi oleh ukuran dan umur ikan, keadaan nutrisi pakan serta keadaan fisiologi ikan (Lam, 1985).

HORMON TIROKSIN
Menurut Djojosoebagio (1996), tiroksin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid, yang disintesis dan disimpan didalam folikel serta mengandung unsur yodium. Tiroksin termasuk hormon amina yang berasal dari asam amino tiroksin yang mengalami modifikasi sebagai hasil yodonisasi (pengikat yodium pada asam amino tiroksin) dan penyatuan dari dua molekul asam amino tiroksin. Tiroksin memiliki struktur kimia L-3,5,3’-triiodotironin atau T3 dan L-3,5,3’,5’-tetraiodotironin atau T4. Matty (1985) mengatakan bahwa tiroksin memainkan peran dalam pertumbuhan dan metabolisme ikan. Selanjutnya Hoar (1975) mengatakan bahwa tiroksin terlibat dalam metabolisme protein secara langsung dan tidak langsung walaupun pada saat tersebut belum ada informasi yang cukup untuk menerangkan mekanismenya. Hormon tiroksin dapat dibutuhkan oleh semua jaringan tubuh, khususnya bagi sel yang sedang tumbuh. Pada proses metabolisme, tiroksin mempercepat reaksi glikolisis di hati. Tiroksin juga meningkatkan penyerapan heksosa dari usus (Matty, 1982).

Turner dan Bagnara (1976) mengkategorikan fungsi hormon tiroksin menjadi dua kelompok, yaitu fungsi yang mempengaruhi metabolisme dan fungsi yang meningkatkan pertumbuhan. Pengaruh terhadap metabolisme meliputi kalorigenesis serta pengaturan sistem transpor air dan ion. Sementara itu, pengaruh terhadap pertumbuhan terjadi melalui peningkatan laju pertumbuhan jaringan homoiotermal dan pengaturan metamorfosis. Hormon tiroksin merangsang laju oksidasi bahan makanan dalam sel dan dengan demikian meningkatakan laju konsumsi oksigen, meningkatkan pertumbuhan, dan mempercepat proses metamorfosis (Djojosoebagio, 1996).

PACU PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI
Matty (1985) menyatakan bahwa hormon tiroksin meningkatkan pengembalian dan / atau penyerapan asam amino oleh usus sehingga terjadi peningkatan konsentrasi asam amino bebas dalam plasma. Tiroksin berpengaruh terhadap pertumbuhan hewan muda dan proses metamorfosisnya. Pengaruh utama tiroksin adalah merangsang pertumbuhan sistem saraf dan tulang. Hormon ini juga meningkatkan pertumbuhan ikan steelhead trout dan teleostei lainnya dengan meningkatkan aktivitas pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka. Hormon tiroksin  dapat menyebabkan pertumbuhan normal pada tulang dan sebaliknya dapat pula menyebabkan pertumbuhan abnormal (Higgs, 1983).

Penelitian Matty (1985) menunjukkan bahwa penggunaan tiroksin secara oral terhadap ikan trout pelangi (Salmo gairdneri) meningkatkan panjang dan bobot tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan panjang dan bobot ikan kontrol. Sedangkan pada penelitian Handayani (2001), pemberian hormon tiroid (triiodotironin) dengan dosis 10 mg/kg pakan pada ikan gurami dengan berat ikan uji 0.39 g/ekor sampai 21.99 g/ekor mampu meningkatkan aktivitas enzim protese dan lipase, hal ini menyebabkan retensi lemak dan retensi protein meningkat pula.

Hasil penelitian yang dilakukan Subiyanti (2005) juga menunjukkan bahwa pemberian hormon tiroksin T4 (L-3,5,3’,5’-tetrtaiodotironin) yang dicampurkan dalam pakan buatan untuk benih ikan gurami umur 60 hari dengan protein pakan 32% dan dosis hormon tiroksin 10 mg/kg pakan mampu meningkatkan aktivitas pengambilan makanan (nafsu makan), effisiensi makanan dan pembentukan rangka, meningkatkan laju metabolisme ikan dan merangsang sel-sel dalam tubuh untuk melakukan proses oksidasi terhadap bahan makanan sehingga meningkatkan laju pertumbuhan benih ikan gurami. Sedangkan penambahan dosis yang lebih tinggi (> 10 mg/kg pakan) dalam pakan buatan dapat menyebabkan abnormalitas pada metabolisme tubuh, seperti yang diungkapkan oleh Djojosoebagio (1996) yang menyatakan bahwa individu yang mengandung tiroksin dengan dosis yang tinggi diduga melakukan metabolisme terhadap sel-selnya sendiri. Dalam hal ini kecepatan pembentukan dan pengrusakan sel hampir sama, sehingga penambahan sel baik jumlah ataupun ukuran relatif tidak ada. Hal ini juga didukung oleh penelitian Subiyanti (2005) yang menyebutkan bahwa pemberian hormon T4 pada dosis yang lebih tinggi pada benih ikan gurami menyebabkan laju pertumbuhan harian yang rendah.

Formulasi pakan yang digunakan (g / 100 g pakan) dengan penambahan hormon tiroksin (T4) antara lain : Tepung ikan 19,56 gr; tepung rebon 12,93 gr; tepung kedelai 30,16; tepung daun talas 30,35 gr; minyak ikan 3 gr; vitamin mix 2 gr; mineral mix 1 gr; CMC (binder) 1 gr; Hormon tiroxin (T4) 0,001 gr dengan kontribusi protein 32 %.

Selain itu, dengan pemberian hormon tiroksin (T4) dalam pakan buatan dengan dosis 10 mg/kg pakan juga mampu meningkatkan effisiensi pemanfaatan pakan yang diberikan (memberikan nilai FCR yang lebih rendah, yaitu sebesar 1.94) (Subiyanti, 2005). Hal ini didukung oleh pendapat Guyton (1983) yang menyatakan bahwa efek utama hormon tiroksin adalah meningkatkan aktivitas metabolisme sebagian jaringan tubuh sehingga kecepatan penggunaan makanan untuk energi sangat dipercepat. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan dan effisiensi pemanfaatan pakan benih ikan gurami disarankan dilakukan penambahan hormon tiroksin dalam pakan buatan dengan dosis 10 mg/kg pakan agar kebutuhan energy benih ikan gurami dapat terpenuhi. Hormon tiroksin ini dapat dicampurkan pada saat pembuatan pakan buatan sendiri atau pada pakan buatan yang sudah jadi (buatan pabrik).

*) Pelaksana Teknis pada Balai Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Muntilan, Magelang).

Contact : 081325530605

2 komentar:

Elvik mengatakan...

Cetarrrr benerr connn hehehe, dptin hormon tiroksin dimana neh






www.infoakuakultur.blogspot.com mengatakan...

Trims, pak Elviek atas komentarnya..

Untuk Hormon Tiroksin, kalo di Jawa Tengah bisa hubungi Ibu Heny Subianti. Beliau yg sudah uji coba.